Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Pages

Jumat, 15 Oktober 2010

adA Saat k1tA bol3h JAdian

   Hanya berbaring yang bisa kulakukan diatas kasur rumah sakit ini yang tidaklah empuk. Tanganku tak bisa lagi menuliskan rangkaian syair indah dan lidahku juga tak kuasa untuk melantunkannya. Hanya kaki kananku yang masih bisa ku gerakkan sebagai pemberi isyarat pada orang-orang selama lidahku enggan berucap. Disaat seperti ini yang kurasakan hanyalah penyesalan, mengapa Tuhan tidak langsung saja memanggilku. Air mataku bahkan sudah kering menyesali kehidupan yang tak berarti seperti ini. Ibu yang sejak tadi berada disampingku terus saja meneteskan air matanya ketika bibirnya menceritakan kenangan-kenangan masa kecil anak lelaki satu-satunya ini. Ia tak henti menangis meskipun sudah tak mengenang lagi. “ibu ingat ketika kamu berumur 2 tahun, ketika kamu sudah mulai bisa berbicara!” bibirnya berusaha tersenyum disela tangis. “kamu meminta sepeda roda tiga namun karena ibu tak
punya uang jadi tidak bisa ibu belikan, karena kecewanya kamu menggigit tangan ibu!” ujarnya sambil tertawa kecil. “melihat itu kakakmu marah dan mencubit kulit halusmu hingga terkelupas” ujarnya sambil membelai lembut rambutku.             Perempuan setengah baya itu terdiam, matanya memerah karenamenangis, lalu ia menghela napas panjang dan kembali bercerita. “ ketika kamu sudah di taman kanak-kanak ibu terkejut dengan bicara-bicara anehmu, kamu begitu cerewet seperti anak perempuan saja” ujarnya sambil tersenyum. “mungkin karena saudaramu perempuan semua ya nak!” kali ini ibu tertawa.              Aku hanya bisa tersenyum melihat perempuan yang paling kucintai itu tertawa, aku lega karena ia tlah menghentikan tangisnya. “kamu ingat nak, ketika kamu bilang pada ibu kalau kamu suka pada seorang perempuan?” tanyanya mencoba mengingatkan.             Aku hanya tersenyum mengisyaratkan padanya bahwaku tak pernah lupa dengan hal itu. Ucapan yang spontan keluar dari mulut anak taman kanak-kanak yang masih polos dan lugu. “apa kabar ya dengan dia sekarang? mungkin sudah jadi perempuan yang anggun ya, anak ibu ini pasti takjub” ucapnya menggodaku             Dan lagi aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan-ucapan ibu, senyum getir disaat hatiku merasa hidup ini tak berarti lagi. “anakku, ibu ingin kamu cepat sembuh dan cepat menyelesaikan kuliahmu. Ibu ingin punya kesempatan melihatmu menggandeng pendamping hidup” harapnya dengan mata yang berbinar.                                       -= f.a.d.d.y =- Tok tok tok!!! “Assalamu’alaikum” ucap seseorang dari luar ruangan.             Ibu mendekati pintu sambil menjawab salam itu, salam itu sejenak menghentikan ceritanya. Sementara aku memikirkan siapakah kiranya yang datang dipagi seperti ini, ibu membuka pintu dan tersenyum pada sang tamu. Kulihat seorang perempuan berjilbab datang dengan kantong kresek berisi buah. Yupz, perempuan kecil yang kusuka ketika taman kanak-kanak itu datang mengunjungiku, aku sudah lama menunggumu Dinda. Ku hentakkan kaki kananku mengisyaratkan silahkan masuk padanya. “tante, kenapa Rifky seperti itu, apa dia tak suka dengan kedatanganku?” tanyanya sedih. “bukan, itu caranya menyambutmu karena cuma kaki kanannya yang bisa digerakkan” jelas ibu lirih.             Dinda langsung lari menghampiriku dan duduk dikursi tempat ibu duduk tadi. Dia menatapku pilu, menyesali sesuatu yang telah terjadi belakangan ini, antara kami tentunya. “tante keluar dulu ya Dinda, sudah 2 hari ini tante tidak pulang” ucap Ibu sambil tersenyum “tapi tan….” Potong Dinda “walaupun kalian hanya berdua takkan terjadi apa-apa, karena tante percaya kamu dan Rifky tak mungkin melakukan apapun dengan kondisi seperti ini” jelas ibu “ya tante, tante hati-hati ya” jawab Dinda sambil menggangguk. Lanjutannya kunjungi http://kotaksastra.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamu'alaikum ,For you Guys, U can write u'r comment here..